Haha. Siapa juga yang
tidak ingin kaya dengan harta. Saya juga termasuk didalamnya. Tapi, kalau pun
saya sudah kaya nanti, saya tidak bisa membagi harta saya kepada Anda. Bukannya
saya pelit. Tetapi, sebanyak apapun harta saya; tidak akan cukup untuk dibagikan
kepada semua orang yang menginginkannya.
Namun jika Anda ingin memperkaya diri sendiri dengan ilmu dan pengalaman, maka Anda bisa mengandalkan saya sebagai teman seperjalanan. Lalu dengan ilmu dan pengalaman itu, kita bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan penghasilan lebih banyak. Siapa tahu, dengan kaya pengalaman itu; pada akhirnya kita juga bisa kaya harta kan? Bagaimana, apakah sekarang Anda siap untuk memperkaya diri dengan pengalaman? Baiklah. Kita mulai perjalanan ini. Sekarang.
Namun jika Anda ingin memperkaya diri sendiri dengan ilmu dan pengalaman, maka Anda bisa mengandalkan saya sebagai teman seperjalanan. Lalu dengan ilmu dan pengalaman itu, kita bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan penghasilan lebih banyak. Siapa tahu, dengan kaya pengalaman itu; pada akhirnya kita juga bisa kaya harta kan? Bagaimana, apakah sekarang Anda siap untuk memperkaya diri dengan pengalaman? Baiklah. Kita mulai perjalanan ini. Sekarang.
Seperti halnya Anda, saya
punya cukup banyak teman yang telah bekerja lebih dari 20 tahun. Tetapi,
teman-teman yang sudah sedemikian lama bekerja ini sangat miskin sekali dengan
pengalaman. Saya juga punya teman yang masa kerjanya baru beberapa tahun saja.
Tapi dengan masa kerja yang pendek itu, mereka mempunyai pengalaman yang sangat
banyak. Lantas saya bertanya-tanya; apakah gerangan yang membuat kedua kelompok
teman itu berbeda sangat jauh sekali?
Saya
menemukan cukup banyak indikasi. Salah satunya begini. Kebanyakan pekerja, hanya
menyibukkan dirinya sendiri dengan tugas-tugas hariannya seperti orang lain
mengerjakannya. Misalnya. Seseorang bekerja di pabrik sepatu. Tugas hariannya
adalah memotong kulit bahan sepatu. Tentu begitu tugasnya jika bekerja di bagian
cutting. Setiap hari. Dengan dedikasi tinggi dia berangkat dari rumahnya, menuju
ke pabrik tempatnya bekerja. Lalu dengan tekun menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik. Tidak ada sedetik pun waktu kerja yang disia-siakannya. Ketika jam
kantor selesai. Barulah dia pulang dengan perasaan lega karena; hari itu sudah
ditunaikannya tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Apakah dia karyawan yang baik? Yes. Definitely. Dia seorang
karyawan yang sangat baik. Karena, begitu dilakukannya setiap hari disepanjang
karirnya. Tidak pernah kurang dari itu. Hari-hari berlalu. Seperti Anda yang
sering tidak ingat tanggal. Karyawan ini pun sering tidak peduli hari. Pokoknya,
setiap hari mencurahkan pengabdiannya kepada pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Alon-alon, konsisten, dilakoni. Tanpa terasa, dirinya sudah menjalani hari-hari
seperti itu selama 15 tahun. Ya ampuuun, nggak kerasa ya….?
Bagus? Bagus sekali. Loyal? Loyal sekali. Berdedikasi? Oh,
tinggi sekali. Lalu perhatikan pertanyaan ini; “Apakah teman kita itu mempunyai
pengalaman yang banyak setelah selama 15 tahun bekerja dengan baik dipabrik
sepatu itu?” Renungkanlah dulu pertanyaan itu, sebelum Anda
menjawabnya.
Setelah merenungkannya sejenak. Cek lagi. Apakah jawaban
Anda akurat. Jika sudah yakin, bandingkan dengan jawaban saya berikut ini;
“Orang itu, hanya memiliki 1 (SATU) pengalaman. Yaitu, teknik memotong kulit
bahan sepatu”. Samakah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang saya berikan? Ah,
sama atau tidak, bukan masalah. Yang penting sekarang Anda paham, bahwa setelah
bekerja belasan tahun, teman kita itu masih saja miskin dengan
pengalaman.
“Heyheyhey…. Gue nggak kerja di pabrik sepatu!” Mungkin
Anda berjingkrak kegirangan. Hmmh… semoga saja Anda tidak keberatan jika
sebenarnya saya tidak sedang membicarakan karyawan di pabrik sepatu. Saya hanya
meminjam kisahnya sebagai ilustrasi bahwa betapa banyak karyawan hebat yang
sangat berdedikasi kepada pekerjaannya selama bertahun-tahun. Namun tidak sadar
jika selama rentang waktu yang panjang itu mereka hanya melakukan pekerjaan yang
itu-itu saja. Mari jawab pertanyaan ini; “Sudah berapa lama Anda mengerjakan
tugas harian yang saat ini Anda kerjakan?” Satu bulan? Satu tahun? Satu windu?
Satu dekade?
Mari
dengan tulus kita perhatikan diri kita dan lingkungan tempat kerja kita. Anda
mengenal sekretaris yang sudah puluhan tahun bekerja disana; sebagai sekretaris.
Anda melihat office boy yang belasan tahun bekerja disana sebagai office boy.
Anda melihat orang sales yang bertahun-tahun menjadi orang sales di posisi yang
sama. Orang marketing. Orang manufacturing. Orang finance. Orang HRD. Orang
legal. Orang…. Adakah posisi dikantor Anda yang belum saya sebutkan? Tolong
dilengkapi kekurangan saya ya. Agar kita bisa melihat. Betapa, kita telah
membiarkan diri ini miskin pengalaman setelah selama bertahun-tahun disibukkan
dengan urusan, tantangan dan keruwetan yang itu-itu saja.
Sahabatku. Kekayaan diri kita atas pengalaman, tidak
dibentuk dari mengerjakan tugas yang sama sepanjang waktu. Melainkan dari
kesediaan kita untuk mencoba hal-hal lain selain tugas-tugas rutin yang setiap
hari mesti kita kerjakan. Jika ingin kaya dengan pengalaman, maka kita mesti mau
keluar dari zona nyaman. “Jadi….. mesti pindah kerja maksudnya?” Mungkin
kebanyakan orang berpikir demikian. Tapi, izinkan saya mengajak Anda untuk
melihat solusi lainnya.
Untuk memperkaya diri dengan pengalaman, Anda tidak perlu
pindah ke perusahaan lain kok. Malah sebaiknya, jika perusahaan tempat Anda
bekerja sekarang telah menerapkan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik a.k.a
Good Corporate Governance; sebaiknya Anda tinggal disana. Dan bangunlah masa
depan karir Anda mulai dari sana. Jangan pindah ke tempat lain.
Lantas, bagaimana caranya memperkaya diri dengan pengalaman
itu jika masih terus berkutat disitu? Oooh, tentu ada caranya. Tapi sebelum saya
membahas lebih jauh, izinkan saya bertanya; bersediakah Anda untuk ‘membayar
harganya’? H-ha-harus bayar? Tidak dengan uang Anda. Tenang saja. Cukup dengan
menginvestasikan tiga hal ini saja; (1) komitmen pribadi yang tinggi (2) tenaga
yang lebih banyak, dan (3) waktu ekstra. Itu saja. Bagaimana, Anda bersedia?
Jika Anda benar-benar ingin memperkaya diri dengan pengalaman, Anda tentu
bersedia kan? Yes. Keren!
Nah,
jika Anda bersedia. Kita akan lanjutkan pembahasan tentang langkah-langkah
praktis yang bisa Anda tempuh. Tapi, supaya artikel ini tidak kepanjangan.
Ijinkan saya untuk menguraikannya dalam tulisan edisi yang akan datang.
Sekarang, kuatkan lagi kesediaan Anda untuk membayar dengan 3 hal diatas. Bukan
dengan uang Anda. Lalu, hari ini; Anda kerjakan tugas rutin Anda sebaik-baiknya.
Kemudian, tambahkan sedikit doa agar saya bisa memposting artikel tentang
langkah-langkah praktisnya besok pagi. So, see you again tomorrow morning with
the second part of this topic. Dan sebelum kita berpisah hari ini, ijinkan saya
untuk menyampaikan pesan di white board milik Natin The Office Boy berikut ini;
“Jabatan Anda tidak berguna lagi jika sudah pensiun.
Gaji berheti dibayarkan. Dan segala fasilitas mesti dikembalikan kepada
perusahaan. Tapi pengalaman Anda, akan Anda bawa pulang. Dan menjadi milik Anda.
Untuk selama-lamanya.” Sampai jumpa lagi esok
hari. Doakan saya mampu melakukannya ya. Bismillah.