Disukai atau tidak, diterima atau tidak bahkan disadari
atau tidak, PERUBAHAN sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan keseharian kita. Bila dipikir sejenak dari contoh yang sederhana
saja, sebenarnya tanpa disadaripun, perubahan itu sendiri telah terjadi pada
diri kita dengan sendirinya. Kondisi tubuh mulai merenta, rambut memutih, dan
bentuk perubahan fisik lainya yang semakin menua dan melemah. Dengan semakin
berjalannya waktu, usia akan terus bertambah tidaklah mengherankan kondisi fisik
dan ketampanan kecantikan seseorang akan mengalami perubahan.
Demikian halnya dengan perubahan yang menghiasi dunia
kerja dan organisasi, kemajuan teknologi dan informasi yang sedemikian cepatnya,
bergesernya tren mode dan selera pasar terhadap berbagai produk, persaingan
sumber daya manusia yang semakin ketat dan perubahan dalam segala hal memaksa
terjadinya perubahan tatanan dan nilai yang ada. Mungkin saja kita mengganggap
sebuah keputusan yang tidak tepat atau salah 5 atau 10 tahun yang lalu, atau
bahkan sebaiknya kita telah memilih keputusan yang terbaik pada saat itu dan
ternyata sekarang bisa jadi merupakan keputusan yang kurang efektif atau menjadi
keputusan terbaik saat ini. Jelas, ini menunjukkan wajah dunia yang selalu
berubah. Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana sikap terhadap
sebuah perubahan?
Seperti halnya di dunia usaha, dengan semakin banyaknya
pesaing masuk ke arena bisnis perusahaan kita, semakin berkompetisinya tenaga
kerja apakah menjadikannya sebagai tantangan, cambuk bagi kita atau bahkan
sebaliknya akan membuat kita terpuruk. Semua ini terpulang kepada kita sebagai anggota
organisasi / perusahaan itu sendiri. Meskipun kita pahami, semestinya kita telah
mengantisipasi dengan membuat atau merubah pendekatan / strategi-strategi baru
yang lebih akurat, jitu, dan mengenai sasaran. Dan yang tidak kalah pentingnya
meningkatkan relationship yang lebih baik antar sesama karyawan, dengan para
mitra usaha, dan pihak-pihak yang turut mendukung keberhasilan diri dan
organisasi.
Pada kenyatannya, yang kita temui banyak orang di
lingkungan kerja memiliki alergi terhadap 'perubahan'. Perubahan sudah dianggap menjadi momok yang menakutkan
dan harus dihindari. Takut kehilangan posisi, pamor, kenyamanan, merasa
tersaingi dengan kedatangan warga baru di organisasi, pengawasan lebih ketat,
prosedur merasa lebih ruwet, atasan/pimpinan dianggap berkurang kepercayaannya,
pendapatan takut menurun, karir lebih sulit diperoleh karena adanya sistem baru.
Ketidakmampuan kita menerima
perubahan membuat ketakutan dan keresahan hati timbul dan semakin menyelimuti
pikiran. Kekhawatiran seperti itu
rasanya tidak perlu ada sepanjang kita dapat menyikapinya dengan positif. Kita
perlu percaya bahwa di dunia kerja manapun dan kapanpun perubahan di dalam
organisasi pasti terjadi dan itu merupakan dinamika dunia kerja dan proses
pembelajaran menuju peningkatan.
Sebenarnya perubahan-perubahan berasal dari dalam ke
luar. Perubahan tidak datang dari pemangkasan daun-daun sikap dan perilaku
dengan perbaikan cepat dari teknik etika kepribadian. Perubahan berasal dari
serangan pada akar susunan pikiran kita, paradigma yang fundamental dan
essensial, yang memberi definisi pada karakter kita dan menciptakan lensa kita
untuk melihat dunia. Perubahan itu sendiri adalah sebuah proses transformasi
pemikiran atau pendekatan yang lama beralih kepada pemikiran yang baru. Orang
tidak dapat hidup dalam perubahan, jika tidak ada suatu inti yang tak dapat
berubah pada dirinya. Kunci menuju kemampuan untuk berubah adalah perasaan tak
berubah tentang siapa kita, bagaimana naskah hidup kita dan apa nilai-nilai
kita. Lajunya perubahan takkan memampukan kita untuk menghentikan langkahnya
yang dapat kita lakukan adalah bagaimana kita mengelola dan menyiapkan diri
sebelum perubahan itu terjadi.
Bagaimana dengan Kita, dunia telah bergeser dan berubah,
mengapa Kita tidak juga berubah ? Jika Kita ingin lebih berhasil dalam
kehidupan ini, sudah selayaknya Kitapun berubah. Lakukanlah hal-hal yang baru,
kebiasaan-kebiasaan baru yang baik, serta perlakukanlah diri Kita dengan cara
yang baru pula. Asahlah terus kemampuan Kita sehingga Kita memperoleh kemampuan
dan pengalaman yang baru. Kalau Kita sudah puas dengan apa yang Kita peroleh
sekarang dalam kehidupan ini, ini menandakan Kita tidak ingin berubah. Kita
sudah terlena dengan apa yang telah Kita miliki, padahal dunia setiap saat
berubah. Bagaimana Kita ingin memperoleh sesuatu yang berbeda jika cara-cara
Kita selama ini, perilaku-perilaku Kita selama ini, tindakan-tindakan Kita
selama ini atau bahkan strategi-strategi Kita selama ini selalu sama alias tidak
ada ada perubahan.
Merasa tidak nyaman dan takut mengambil resiko yang akan
terjadi, merupakan alasan mengapa kita sulit untuk berubah. Perasaan takut
gagal, takut salah, takut ditegur atasan, takut kelemahan diketahui oleh orang
lain, takut diremehkan atau ditertawakan, serta takut-takut lainnya adalah
membuat kita semakin sukar untuk menghadapi perubahan. Keberhasilan bukanlah
diperoleh karena aneka ragam perbedaan budaya, warna kulit, ras, agama, sumber
daya alam, jumlah penduduk, tingkat kecerdasan, negara kaya atau miskin, dan
perbedaan lainnya – melainkan terletak pada pondasi atau prinsip dasar manusia
yaitu SIKAP DAN PERILAKU yang memampukan pikiran menjadi positif dalam menerima
perubahan dan mengubahnya menjad energi yang menghasilkan karya yang lebih
baik.
MENERIMA ATAU TIDAK PERUBAHAN adalah sebuah PILIHAN,
apakah kita memilih menjadi bagian dari komunitas orang-orang yang pkitai
membuat alasan serta pembenaran terhadap tindakannya, padahal yang dilakukan
hanyalah bersembunyi terhadap perubahan yang sedang terjadi dan tanpa
disadarinya, cepat atau lambat laun dunia akan mengubah secara paksa ATAU
MEMILIH menjadikan PERUBAHAN sebagai partner kerja dan hidup untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik dan berkualitas. Itu sebuah PILIHAN, bukan!